TUGAS KROMATOGRAFI
ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU
YANG BEREDAR DI PURWOKERTO
Dosen Pengampu:
Fitria Susilowati, S.Pd, M.Sc
Disusun Oleh:
Desta Astarina Saputri Toasa
352014710955
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
2018
ANALISIS
KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI
PURWOKERTO
Gambar Struktur molekul parasetamol
Deskripsi:
Rumus molekul C8H9NO2;
Berat molekul 151,16 g/mol; Berat Jenis 1.293 (air=1); Titik
lebur 169-170oC; Titik didih >500oC; Oktanol /
Koefisien partisi air (P) log P 0,49. Penampilan kristal berwarna
atau bubuk kristal putih. Sangat sedikit larut dalam air dingin; cukup larut
dalam air panas;
Sifat Fisika dan Kimia Parasetamol:
Sinonim
: Paracetamolum, Asetaminofen.
Nama kimia
: 4-hidroksiasetanilida.
Rumus
molekul : C8H9NO2
Rumus bangun
: HO
NHCOCH3
Kandungan :
Tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101,0 % C8H9NO2, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian
: Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.
Kelarutan
:
Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N, mudah larut dalam
etanol.
Penyimpanan
: Dalam wadah
tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
Jarak lebur : Antara 168⁰ dan 172⁰.
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang populer dan digunakan
untuk melegakan sakit kepala, pusing, pengal-pengal dan sakit ringan, serta demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik selesma dan flu. Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah
didapat, overdosis obat baik sengaja ataupun tidak sering
terjadi.
Metode pemisahan:
Metode yang digunakan adalah Kromatografi Lapis Tipis. Metode ini
dilakukan dengan cara:
1.
Pengambilan
Sampel
§ Sampel dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa warung jamu di
Purwokerto.
§ Diambil sebanyak 8 (delapan) sampel jamu pegal linu dengan berbagai
merk.
2.
Persiapan
Bahan (Ekstraksi)
§ Sampel jamu (30 gram) diekstraksi dengan menggunakan metode
Soxhletasi menggunakan pelarut etanol 96%.
§ Ekstrak cair disisihkan sebanyak 3 mL dan dimasukkan ke dalam
flakon.
§ Sisa ekstrak cair ditambah 10 mL KOH etanolik 10% kemudian disaring
menggunakan glasswool.
§ Hasil saringan diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental untuk
analisis lebih lanjut.
3.
Pembuatan
larutan baku parasetamol
§ Larutan dibuat dengan menimbang 10 mg baku parasetamol dan
dilarutkan dengan etanol 96% sampai volume 50 mL.
4.
Analisis
Kualitatif dengan KLT
§ Larutan uji ditotolkan pada fase diam lempeng KLT Silike gel F254
berukuran 3x10 cm, demikian juga dengan larutan baku parasetamol dengan jarak
1,5 cm dari tepi bawah lempeng.
§ Kemudian lempeng KLT tersebut dimasukkan ke dalam bejana
kromatografi yang berisi fase gerak kloroform:etil asetat (6:4).
§ Elusi dilakukan sampai batas yang telah ditentukan kemudian lempeng
dikeluarkan dan dikering anginkan.
§ Deteksi bercak dilakukan dengan pengamatan di bawah lampu UV 254 nm
dan 365 nm serta dengan direaksikan dengan FeCl3.
§ Bercak yang muncul dihitung nilai Rf nya dan dibandingkan antara Rf
bercak sampel dan Rf baku parasetamol.
Kondisi pemisahan:
Berdasarkan hasil identifikasi kromatogram yang disajikan pada
tabel 1 diketahui bahwa delapan sampel jamu serbuk pegal linu yang diteliti
dalam penelitian ini tidak terdeteksi mengandung parasetamol. Hal ini
dikarenakan bercak sampel tidak memiliki nilai Rf dan warna yang sama dengan
bercak baku parasetamol.
Kesimpulan:
Setelah dilakukan penelitian terhadap delapan sampel jamu serbuk
pegal linu yang beredar di Purwokerto dengan menggunakan metode Kromatografi
Lapis Tipis maka dapat disimpulkan bahwa dalam kedelapan sampel tersebut tidak
terdeteksi mengandung bahan kimia obat khususnya parasetamol.
Referensi :
Depkes RI, 1999, Peraturan Perundangundangan di Bidang Obat
Tradisional, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 69- 85.
Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia Penuntun dan Cara
Menganalisis Tumbuhan, Edisi kedua (terjemahan) Kosasih Padmawinata dan Iwang
Soediro, Penerbit ITB, Bandung 11-14.
Sastrohamidjojo, H., 2002, Kromatografi, Liberti, Yogyakarta, 1,7
Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi,
Penerbit ITB: Bandung, 3-18.
Voight, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada
University Press, Jakarta, 570-571.
Komentar
Posting Komentar