KROMATOGRAFI
CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) DALAM BIDANG FARMASI
Kromatografi
adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam teknik pemisahan
yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu rasa gerak yang bisa berupa
gas ataupun cair dan rasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu
padatan. Penemu Kromatografi adalah Tswett yang pada tahun 1903, mencoba
memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan suatu kolom yang berisi
kapur (CaSO4). lstilah kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan
daerah-daerah yang berwarna yang bergerak kebawah kolom. Pada waktu yang hampir
bersamaan, D.T. Day juga menggunakan kromatografi untuk memisahkan
fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu
dan yang menjelaskan tentang proses kromatografi.
Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Pressure Liquid Chromatography (HPLC)
merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia. KCKT termasuk metode
analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan dan
fasa diam cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini jika dibandingkan
dengan metode lainnya (Done dkk, 1974; Snyder dan Kirkland, 1979; Hamilton dan
Sewell, 1982; Johnson dan Stevenson, 1978). Kelebihan itu antara lain:
·
Mampu memisahkan
molekul-molekul dari suatu campuran
·
Mudah
melaksanakannya
·
Kecepatan analisis
dan kepekaan yang tinggi
·
Dapat dihindari
terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang dianalisis
·
Resolusi yang baik
·
Dapat digunakan
bermacam-macam detektor
·
Kolom dapat
digunakan kembali
·
mudah melakukan
"sample recovery"
A.
Jenis-jenis
kromatografi
1. Kromatografi
padatan cair (LSC)
Teknik ini tergantung pada teradsorpsinya zat padat
pada adsorben yang polar seperti silika gel atau alumina. Kromatografi lapisan
tipis (TLC) adalah salah satu bentuk dari LSC. Dalam KCKT kolom dipadati atau
dipak dengan partikelpartikel micro or macro particulate or pellicular
(berkulit tipis 37 -44 µ). Sebagian besar dari KCKT sekarang ini dibuat untuk
mencapai partikel-partikel microparticulate lebih kecil dari 20µ . Teknik ini
biasanya digunakan untuk zat padat yang mudah larut dalam pelarut organik dan
tidak terionisasi. Teknik ini terutama sangat kuat untuk pemisahan
isomer-isomer.
2. Kromatografi
partisi
Teknik ini tergantung pada partisi zat padat diantara dua
pelarut yang tidak dapat bercampur salah satu diantaranya bertindak sebagai
rasa diam dan yang lainnya sebagai fasa gerak. Pada keadaan awal dari
kromatografi cair (LSC), rasa diamnya dibuat dengan cara yang sama seperti
pendukung pada kromatografi gas (GC). Fasa diam (polar atau nonpolar) dilapisi
pada suatu pendukung inert dan dipak kedalam sebuah kolom. Kemudian rasa gerak
dilewatkan melalui kolom. Bentuk kromatografi partisi ini disebut kromatografi
cair cair (LLC) Untuk memenuhi kebutuhan akan kolom-kolom yang dapat lebih
tahan lama, telah dikembangkan pengepakan fase diam yang berikatan secara kimia
dengan pendukung inert. Bentuk kromatografi partisi ini disebut kromatografi
fase terikat (BPC = Bonded Phase Chromatography). BPC dengan cepat menjadi
salah satu bentuk yang paling populer dari KCKT. Kromatografi partisi (LLC dan
BPC), disebut "fase normal" bila fase diam lebih polar dari fase
gerak dan "fase terbalik" bila fase gerak lebih polar dari pada fase
diam.
3. Kromatografi
penukar ion (IEC)
Teknik ini tergantung pada penukaran (adsorpsi)
ion-ion di antara fase gerak dan tempat-tempat berion dari pengepak. Kebanyakan
mesin-mesin berasal dari kopolimer divinilbenzen stiren dimana gugus-gugus
fungsinya telah ditambah. Asam sulfonat dan amin kuarterner merupakan jenis
resin pilihan paling baik untuk digunakan Keduanya, fase terikat dan resin
telah digunakan. Teknik ini digunakan secara luas dalam life sciences dan
dikenal untuk pemisahan asam-asam amino. Teknik ini dapat dipakai untuk
keduanya kation dan anion.
4. Kromatografi
eksklusi
Teknik ini unik karena dalam pemisahan didasarkan pada
ukuran molekul dari zat padat. Pengepak adalah suatu gel dengan permukaan
berlubang-lubang sangat kecil (porous) yang inert. Molekul-rnolekul kecil dapat
masuk dalarn jaringan dan ditahan dalam fase gerak yang menggenang (stagnat
mobile phase). Molekulmolekul yang lebih besar, tidak dapat masuk kedalam
jaringan dan lewat melalui kolom tanpa ditahan. Kromatografi eksklusi
rnernpunyai banyak nama, yang paling umum disebut permeasi gel (GPC) dan
filtrasi gel. Apapun namanya, mekanismenya tetap sama. Dalam bidang biologi,
Sephadex, suatu Cross-linked dextran gel, telah digunakan secara luas, hanya
pengepak keras dan semi keras (polistiren, silika, glass) yang digunakan dalam
KCKT. Dextran gel lunak tidak dapat menahan kinerja diatas 1 atau 2 atmosfer.
Tenik ini dikembangkan untuk analisis polimer-polimer dan bahan-bahan biologi,
terutama digunakan untuk rnolekul-molekul kecil.
5. Kromatografi
pasangan ion (IPC)
Kromatogtafi pasangan ion sebagai penyesuaian terhadap
KCKT termasuk baru, pemakaian pertama sekali pada pertengahan tahun 1970.
Diterimanya IPC sebagai metode baru KCKT merupakan hasil kerja Schill dan
kawan-kawan dan dari beberapa keuntungan yang unik. Kadang-kadang IPC disebut
juga kromatografi ekstraksi, kromatografi dengan suatu cairan penukar ion dan
paired ion chromatography (PIC). Setiap teknik-teknik ini mempunyai dasar yang
sama. Popularitas IPC muncul terutama sekali dari keterbatasan IEC dan dari
sukanya menangani sampel-sampel tertentu dengan metode-metode LC lainnya
(seperti senyawa yang sangat polar, senyawa yang terionisasi secara kompleks
dan senyawa basa kuat).
IPC dapat dilaksanakan dalam dua tipe yaitu fase
normal dan fase balik. Fase diam dari rase balik IPC dapat terdiri dari suatu
pengepak silika yang disilanisasi (misalnya C8 atau C18 Bonded Phase) atau dari
suatu pengepak yang diperoleh secara mekanik, fase organik yang tidak dapat
bercampur dengan air seperti 1 pentanol. Fase diam yang dipakai adalah Cs atau
CIS BPC Packing. Fase gerak terdiri dari suatu larutan bufer (ditambah suatu
kosolven organik seperti metanol atau asetonitril untuk pemisahan fase terikat)
dan suatu penambahan ion tanding,yang muatannya berlawanan dengan molekul sampel.
Sebagai contoh, untuk pemisahan suatu kelompok asam-asam karboksilat
menggunakan suatu fase gerak yang dibufer pada pH 7,0 supaya semua
senyawasenyawa sampel berada dalam bentuk RCOO (dilambangkan dengan R). Ion
tanding dalam hal ini bisa berupa tetrabutyl ammonium ion, BU4N+ (atau TBA+). Dalam
hal yang paling sederhana dari IPC, dapat dianggap bahwa sampel dan ion tanding
dapat lama hanya dalam fase gerak air, dan pasangan ion yang dibentuk dari
ion-ion ini dapat larut hanya dalam fase diam organik.
B.
Penggunaan
KCKT dalam Farmasi
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan
suatu metode pemisahan canggih dalam analisis farrnasi yang dapat digunakan
sebagai uji identitas, uji kemumian dan penetapan kadar. Titik beratnya adalah
untuk analisis senyawasenyawa yang tidak mudah menguap dan tidak stabil pada
suhu tinggi, yang tidak bisa dianalisis dengan Kromatografi Gas. Banyak senyawa
yang dapat dianalisis, dengan KCKT mulai dari senyawa ion anorganik sampai
senyawa organik makromolekul. Untuk analisis dan pemisahan obat /bahan obat
campuran rasemis optis aktif dikembangkan suatu fase pemisahan kiral (chirale
Trennphasen) yang mampu menentukan rasemis dan isomer aktif.
Pada Farmakope Indonesia Edisi III Tahun 1979 KCKT
belum digunakan sebagai suatu metode analisis baik kualitatif maupun
kuantitatif. Padahal di Farmakope negara-negara maju sudah lama digunakan,
seperti Farmakope Amerika Edisi 21 (United State of Pharmacopoeia XXI),
Farmakope Jerrnan Edisi 10 (Deutches Arzneibuch 10). Pada Farmakope Indonesia
Edisi IV Tahun 1995 sudah digunakan KCKT dalam analisis kualitatif maupun
kuantitatif dan uji kemumian sejumlah 277 (dua ratus tujuh puluh tujuh)
obat/bahan obat. Perubahan yang sangat spektakuler dari Farmakope Indonesia
Edisi IV Tahun 1995 ini menunjukkan bahwa Pemerintah Indonesia melalui
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan benar-benar telah mengikuti perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi canggih dalam bidang analisis obat. Walaupun disadari
biaya yang dibutuhkan untuk analisis dengan KCKT sangat mahal, namun metoda ini
tetap dipilih untuk digunakan menganalisis 277 jenis obat / bahan obat karena
hasil analisis yang memiliki akurasi dan presisi yang tinggi, waktu analisis
cepat.
Dapat dilihat Daftar Obat-obat yang Penetapan Kadamya
dengan KCKT yang tercantum dalam Farmakope Indonesia Edisi IV Tahun 1995. Berikut
sembilan daftar obat dari sekian banyak Obat – obat yang Penetapan Kadarnya
dengan KCKT (FL Edisi IV) No. Nama Obat /Bahan Obat :
1) Tablet
Asetazolamida
2) Asetilsistein
3) Larutan
Asetilsistein
4) Tablet
Asetosal
5) Asam
Aminokaproat
6) Asam
Aminosalisilat
7) Asam
Folat
8) Tablet
Asam Folat
9) Asam
Mefenarnat
Komentar
Posting Komentar